Minggu, 11 Oktober 2015

Cara Mengatasi dan Mencegah Hipotermia di Gunung


Hipotermia, salah satu musuh terbesar bagi para pendaki gunung atau para pecinta alam bebas bersuhu ekstrim. Hipotermia memang menjadi ancaman terbesar bila kita mendaki gunung. Perlengkapan yang tidak safety dan apa adanya, logistik yang minim, fisik yang tidak fit, cuaca buruk adalah hal-hal yang bisa menimbulkan hipotermia atau kehilangan suhu tubuh.

"Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C."

Banyak kasus hipotermia di gunung berakibat fatal yaitu meninggal dunia karena kurang pahamnya pendaki akan cara mengatasinya. Bahkan para pendaki pemula sering sekali MEREMEHKAN gunung yang akan didakinya dengan tidak membawa peralatan yang memadai.

Hipotermia di gunung bisa terjadi saat pendakian maupun saat istirahat atau berkemah. Namun kebanyakan kasus hipotermia terjadi saat istirahat dimana tubuh sedang tidak melakukan aktivitas sehingga tubuh kurang menghasilkan panas ditambah hal-hal lain yang mendukung proses terjadinya hipotermia tersebut seperti pakaian yang basah, hujan, perut kosong, dan lain-lain.

Menurut sebagian orang, gejala hipotermia sangat mirip dengan orang yang kesurupan yaitu bicaranya ngelantur/tidak jelas. Berikut gejala-gejala hipotermia :

Hipotermia ringan : 
- Penderita berbicara ngelantur/tidak jelas- Kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu- Detak jantung melemah
- Tekanan darah menurun- Terjadi kontraksi otot karena tubuh berusaha untuk menghasilkan panas.

Hipotermia sedang:
- Detak jantung melemah
- Pernafasan melemah (3-4 kali bernafas dalam 1 menit)

Hipotermia parah:
-Penderita tidak sadarkan diri
- Badan menjadi kaku sekali
- Pernafasan sangat lambat dan hampir tidak kentara

Cara mengatasi :
1. Pastikan pakaian penderita kering. Bila basah ganti dengan yang kering.
2. Berikan minuman hangat dan manis seperti teh hangat atau cokelat hangat agar suhu cepat meningkat.
Jangan sampai penderita tidak sadarkan diri, sebisa mungkin penderita dalam keadaan sadar kalau perlu pukul-pukul wajahnya (jangan terlalu keras pastinya)
3. Masukkan penderita dalam sleeping bag, sedangkan teman-teman yang lain membantu memeluknya agar lebih hangat. Dalam keadaan darurat, lepas pakaian bagian atas penderita dan peluk penderita dengan erat (transfer panas tubuh. kulit ketemu kulit), hal ini dilakukan agar suhu panas si pemeluk langsung mengalir ke penderita.
4. Buatlah api unggun di sekitar penderita, agar segera mendapat udara panas dari luar.

Cara mencegahnya:
1. Gunakan perlengkapan mendaki gunung sesuai prosedur pendakian seperti jaket gunung, celana quickdry, sleeping bag, sarung tangan, kaos kaki, logistik yang cukup, dan yang paling penting adalah jas hujan.
2. Jangan menggunakan celana jeans karena akan sulit kering bila terkena air (hujan).
3. Segera ganti bila pakaian telah basah oleh keringat maupun hujan.
4. Bila beristirahat, jangan berdiam diri usahakan berbaur dengan yang lain dengan cara memasak, minum kopi dan lain-lain.
5. Sebelum tidur, pakailah semua perlengkapan dengan benar seperti jaket, kaos kaki, sarung tangan, kalau perlu tidur saling berdempetan agar lebih hangat.

Hipotermia bisa dicegah dan diatasi bila kita lebih peduli pada diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar